MEN-STERIL-KAN MEDIA TANAM

Media tanam Anthurium sebagian besar adalah akar pakis, juga ada bahan lain yang digunakan untuk campuran antara lain sekam bakar, kompos, pupuk kandang dan cocopeat.
Tetapi seringkali para hobiis yang mungkin dengan terbatasnya waktu dan pengetahuan tentang anthurium, tidak men-sterilkan-media tanam dulu sebelum digunakan. Dan berakibat munculnya jamur/fungi yang menyebabkan kebusukan akar.
Cara untuk membuat steril media tanam sebagai berikut :

1. Lakukan proses pemanasan dengan oven atau bisa juga di-sangrai sampai kandungan air pada pakis habis/kering. terutama pada pakis muda ( dipasaran pakis yang berumur tua/memenuhi syarat mulai langka ).

2. Rendam atau semprot pakis dengan fungisida/anti jamur dan biarkan/di angin-anginkan selama kurang lebih 2-3 jam.

3. Lalu jemur di bawah terik matahari selama kurang lebih 3-5 jam. Perhatikan pakis harus di aduk beberapa kali agar penyinaran merata dan sampai kering semuanya.

4. Pakis siap dan aman untuk digunakan

Sumber Data: http://www.bunga-blora.blogspot.com/

TAHUKAH ANDA ?

Tahukah anda ? Dari seratus bibit jenmanii akan menghasilkan seratus karakter jenmanii yang berbeda.

Tahukah anda ? 70% jenmanii di Indonesia bukan jenmanii spesies.

Tahukah anda ? Bibit dari varian hybrid hanya sedikit yang mempunyai karakter seperti induknya. Bisa lebih banyak apabila disilangkan dengan jenis yang sama.

Tahukah anda ? Anthurium Variegata alami paling banyak hanya 3-7 % jumlah bibit dari biji yang dihasilkan.

Tahukah anda ? Waktu penyilangan/penyerbukan bantuan paling baik dilakukan antara jam 10 pagi – 2 siang.

Tahukah anda ? Sebagian besar varian hybrid di Indonesia terjadi karena penyerbukan silang tidak di sengaja.

Tahukah anda ? Sebagian besar breeder di Indonesia tidak mempunyai latar belakang ilmu tanaman.

Tahukah anda ? 15-20% Artikel dan pemberitaan tentang Anthurium di media cetak salah kaprah dan mengada-ada. Kepentingan pasar dan dikutip dari sumber yang salah menjadi penyebabnya.

Tahukah anda ? Perlu buku yang sangat tebal untuk membuat katalog baku tentang nama seluruh Anthurium di Indonesia. Dengan kata lain “mustahil”

Tahukah anda ? Ramalan bahwa suatu saat rumah bisa dibeli dengan daun sudah ada di jaman Majapahit.

Sumber Data: http://dk-breakthrough.blogspot.com

PEMUPUKAN ANTHURIUM ? ORGANIK ATAU KIMIA

Sedikitnya ada 11 email yang mengajukan pertanyaan senada, yang masing-masing intinya manakah yang lebih baik untuk Anthurium, organik atau kimia ? Secara sederhana jawabannya adalah kombinasi keduanya dengan dosis yang tepat, untuk merk dagang mana yang paling bagus rasanya kurang pas kalau saya posting disini, kesimpulannya pupuk kimia tidak ada masalah selama sesuai dosis pemakaian.

Untuk pupuk organik lebih minim efek samping yang merugikan, hanya saja mungkin proses sterilisasi yang kurang maksimal, khususnya pupuk kandang. Kelebihan pupuk juga tidak berakibat buruk pada tanaman, beda dengan pupuk kimia yang pasti mengakibatkan efek samping apabila over dosis.

Pupuk kimia yang banyak tersedia dalam berbagai bentuk antara lain cair, bubuk, butiran, dan stick/batangan harus diperhatikan cara pemakaian dan dosis yang tertera pada kemasan. Pupuk kimia sifatnya mempercepat, meningkatkan, menggenjot pertumbuhan akar, daun, atau pembentukan buah/biji, jadi perbedaannya dengan organik ibaratnya perbedaan anda minum jamu kuat atau menggunakan doping. Lebih aman yang mana ? pasti lebih aman pakai organik. Lebih baik yang mana ? relatif penggunaan dan dosis tentunya.

Sederhananya begini, pupuk kimia merupakan hasil dari kemajuan teknonogi yang diciptakan setelah proses eksperimen dan penelitian para ahli yang tentu saja lebih baik daripada teknologi di belakangnya. Yang tentu saja kandungan unsur hara makro dan mikro dapat diketahui dengan jelas. Naik sepeda lebih aman dan tanpa polusi, tapi menggunakan mobil bisa lebih cepat sampai tujuan dan tidak kehujanan atau kepanasan.

Yang harus diperhatikan, waktu ideal pemberian pupuk dengan penyemprotan adalah di pagi hari jam 06.00-09.00 atau sore hari jam 16.00-18.00, jangan melakukan penyemprotan ketika terik matahari atau tanaman baru terkena sinar matahari bisa menyebabkan daun terbakar, layu atau datangnya jamur. Penyemprotan bisa dilakukan 2 minggu sekali, untuk slow release bisa 3 bulan sekali dengan ditaburkan saja atau dibenamkan dalam media tanam.

Semoga Anthurium anda selalu sehat dan indah dipandang…

Sumber Data: http://dk-breakthrough.blogspot.com

KAPAN MENGGANTI MEDIA TANAM

Secara umum media tanam dibedakan menjadi 3 kriteria : Tanaman suka kering (xerofit), tanaman agak lembab ( mesofit ) dan tanaman lembab ( hidrofit ). Anthurium termasuk jenis tanaman yang suka agak lembab ( mesofit ), kenapa media terbaik adalah pakis ? karena pakis bersifat ringan, sangat porous dan mampu mempertahankan kelembaban tetapi tidak jenuh air. Dalam perawatan Anthurium susunan air ( drainase ) dan susunan udara ( aerasi ) harus diperhatikan, jika anda mencari bahan alternatif pengganti pakis sebaiknya tidak jauh dari sifat pakis itu sendiri. Anthurium bisa hidup di media tanah, tapi pertumbuhannya pasti tidak optimal dan sesuai harapan.

Pada Anthurium, pertumbuhan akar lebih tinggi daripada pertumbuhan bagian atas tanaman, karena itu media tanam harus dikondisikan untuk lebih optimalnya pertumbuhan akar ( media harus mudah ditembus oleh akar, dan kebutuhan udara pada anthurium tetap terjaga ). Akar Anthurium yang sehat berwarna putih, jika tidak sehat akan berwarna coklat kehitaman. Bila media tanam kurang porous akan menyebabkan busuk akar dan akibatnya Anthurium tidak bisa tumbuh dengan baik.

Kapan harus mengganti media tanam Anthurium ? Media tanam harus diganti ketika pertumbuhan akar terganggu, dan media tanam kurang porous ( menjadi padat dan sulit ditembus akar ). Penggantian media tanam pada ukuran bibit sampai remaja berjalan sesuai dengan waktu repotting ( ganti pot ) yang bisa ditandai dengan akar sudah menyentuh batas pot ( akar terlalu penuh dan saling membelit satu sama lain ). Penggantian media tanam juga harus dilakukan bila terjadi kebusukan akar, media harus diganti total yang steril.Yang harus diperhatikan mengganti media tanam sebaiknya menunggu tunas daun baru tumbuh optimal, karena stress tanaman karena media tanam baru bisa mengganggu pertumbuhan tunas daun yang masih kuncup.

Untuk indukan Anthurium yang bertongkol penggantian media tanam harus lebih berhati hati, jangan sampai mengakibatkan banyak akar putus. Penggantian media juga jangan seluruhnya, hanya bagian atas sekitar 20-25% saja, jika terdapat gangguan jamur segera lakukan langkah pengobatan. Penggantian media yang sembarangan akan mengakibatkan stress dan gangguan pada pertumbuhan tongkol. Idealnya pengecekan media tanam pada Indukan Anthurium minimal 6 bulan dan maksimal 1 tahun. Repotting ( ganti pot ) untuk indukan sebaiknya menunggu tongkol sudah terjadi penyerbukan sempurna.

Sumber Data: http://dk-breakthrough.blogspot.com

TIPS BERBURU ANTHURIUM

Bagi pemula ataupun pebisnis baru anthurium, jika anda berburu via internet alangkah baiknya anda mencari referensi harga dan jenis dari berbagai nursery dan sumber sebanyak mungkin jangan terburu-buru bertransaksi.

Hati-hati dengan banyaknya iklan yang banyak tersebar yang banyak menyesatkan konsumen, waspada dengan bahasa TER ( terkuat, terlaris, termurah, terlengkap dll ) namun kenyataannya sama sekali tidak sesuai dengan apa yang di iklankan. Hati-hati dengan tampilan foto-foto yang bagus dan berkualitas tapi tidak pernah update atau ganti sesuai dengan stock yang ada. Kebanyakan mereka mengambil gambar dari majalah atau image yang tersedia disitus -situs luar negeri. Hanya digunakan untuk menarik minat pembeli.

Ada juga yang iklan berulang-ulang dengan barang yang sama tapi tak pernah habis stock-nya. Anthurium jumlahnya terbatas dan mustahil ada penyedia bibit atau remaja yang siap mengirim berapapun. Indukan siap panen jumlahnya terbatas, penyemaianjuga butuh waktu, anda bisa memakai dasar logika anda.

Carilah referensi di forum diskusi, komunitas milis tentang anthurium, artikel-artikel dari sumber terpercaya, Organisasi ataupun dinas pertanian ataupun seminar-seminar dan lain sebagainya.

Anthurium yang meledak fantastis, menggoda siapa saja dengan rupiah menggiurkan otomatis memunculkan resiko tinggi yang merugikan.

Semoga bermanfaat bagi para pemula ataupun pecinta sejati tanaman hias yang ingin memiliki Anthurium.

Sumber Data: http://www.bunga-blora.blogspot.com/

PROSES TERJADINYA GUTASI

Proses terjadinya Gutasi pada tanaman sangat mungkin terjadi hanya di malam hari menjelang pagi hari. Hal ini sangat berkaitan dengan proses fontosintesis yang membuahkan O2 (oksigen) dan energi dari pembongkaran glukosa dan carbondioksida.(CO2 + H2O < = = > C6H12O6 + O2 + energi )

Sedangkan gutasi yang terjadi pada tanaman adalah hasil dari serapan akar yang di bawa oleh jaringan silem maupun floem dalam mobilitas metabolisme tanaman, terutama pada proses respirasi ( pernapasan) kebalikan dari proses fotosintat. Dari jaringan angkut yang di wakili oleh akar batang dan daun ini membawa partikel air dan hara dari dalam media yang tersedia, berupa kation-kation dari unsur gizi tanaman C,H,N,S,P,O,K dan lainnya berupa mineral, termasuk sebagian besar berupa mineral air. Sehingga ketika kandungan air tadi sampai pada jaringan daun, maka stomata daun akan menerima rangsangan dari tekanan angkut oleh proses respirasi, perlu di ingat bahwa hukum yang berlaku adalah pengaruh osmosis dari suhu lingkungan yang beda ekstrim.

Jadi ketika siang hari suhu tinggi tanaman melakukan metabolisme yang lebih sempurna, artinya simpanan kandungan air terpakai secara maksimal, sedangkan suhu rendah ( malam hari ) mulai melepas, sehingga di pagi fajar akan mengeluarkan kelebihan muatan uap air secara internal lewat stomata daun dan pengaruh gravitasi. Sangat mungkin terjadi dukungan dari kumpulan embun pagi. Dari proses ini terjadilah gutasi yakni Kumpulan air yang keluar dari stomata berupa tetesan-tetesan air yang sering kita lihat dipermukaan daun berupa titik-titik seperti embun atau mengalir dari ujung daun ke bawah tanah.

“Menanggapi Jenmanii Air Mata Bunda Menangis yang banyak orang menyebutnya langka dan ber-banderol fantastis”


sumber data: http://www.bunga-blora.blogspot.com/

Fungsi Unsur Hara Makro

Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :

Nitrogen ( N )
- Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
- Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
- Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
- Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
- Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.

Fosfor ( P )
- Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
- Merangsang pembungaan dan pembuahan
- Merangsang pertumbuhan akar
- Merangsang pembentukan biji
- Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
- Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )

Kalium ( K )
- Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
- Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
- Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.

sumber data: http://www.bunga-blora.blogspot.com/

Tips Perawatan Tanaman

Aglaonema, Anthurium, Philodendron: Tips Perawatan

Rabu, 21 November, 2007
Perawatan tanaman Aglaonema, Anthurium dan Philodendron secara umum tidak banyak perbedaan. Tips perawatan ketiga tanaman hias daun tersebut sebagai berikut:

A. Penyiraman
Musim kemarau 1 – 2 hari sekali
Musim hujan 3 – 4 hari sekali
Banyaknya volume air penyiraman tergantung dengan media yang digunakan
Sebaiknya penyiraman dilakukan pada waktu pagi hari (06.00 – 09.00)

B. Pemupukan
Pupuk Aplikasi Siram Utama (PASU): Grow More/Hyponex 20-20-20, Rapid Gro 30-10-10, dengan konsentrasi dan waktu pemberian: 0,75 – 1 g/L diberikan 1 – 2 kali seminggu
Pupuk Aplikasi Siram Penunjang (PASP): Grow More Calcium/Calcium Nitrat (Calcinit)/Magnesium Sulphate/Grow More Mikro 0,5 - 0,75 g/L; Metalik 0,5 – 0,75 ml/L
Pupuk Slow Release (Lambat Urai): Dekastar/Osmocote 1 sendok teh per pot diameter 15 cm dengan pemberian ulang per 3 bulan sekali.
Penunjang lain: Superthrive/Liquinox Start B1/Golden Gro/Photo Gro/NovelGrow/Grow Quick S, dengan konsentrasi dan waktu pemberian: 0,5 – 1 ml/L diberikan per 2 minggu sekali.
Apabila media tanam masih basah, pemberian pupuk dapat dilakukan melalui penyemprotan ke daun (utama bagian daun bawah) dengan konsentrasi setengah dari yang disarankan.

C. Pencahayaan
Tidak langsung (ternaungi) 65 – 70%

D. Suhu dan Kelembaban
Suhu yang diperlukan 25 – 30oC, dengan kelembaban 60 – 70%

E. Pergantian media dan pot
Media dapat diganti setiap 6 bulan sekali, sedangkan pot tergantung dengan ukuran tanaman dan perkembangan rumpun.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama: Spider Mites, Kutu Perisai, Aphid, Mealybugs (Demiter/Kelthane/Curacron 0,5 – 1 ml/L), Root Mealybugs (Diazinon 0,25 – 0,5 ml/L)

Penyakit: Busuk Lunak Daun karena Erwinia carotovora, nekrosis pada daun karena Xanthomonas campestris (Agrept 0,5 g/L atau Bactocyn 0,5 ml/L), busuk akar karena Phytoptora/Pytium/Rhizoctonia (Daconil/Score/Vilan/Previcur N 0,5 – 1 ml/L).

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan 1 kali seminggu atau per 2 minggu, bila terdapat gejala di daun, maka segera dilakukan langkah pemotongan pada bagian daun tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit melalui percikan air.

Catatan: khusus untuk pengendalian hama Root Mealybugs dengan cara disiramkan ke media tanam sekali setiap 1 – 2 bulan sekali.

(Yudha Hartanto MSi., diolah dari berbagai sumber).

Memupuk Anthurium

Memupuk adalah salah satu dari sekian kegiatan dalam merawat Anthurium untuk menghasilkan tumbuhan yang maximal. Sama seperti pada tanaman lainnya, unsur hara untuk Anthurium dapat diperoleh dari air siraman, media tumbuh, serta pupuk. Pupuk dapat diberikan melalui akar dan daun dengan dosis yang tepat, tidak berlebih atau kurang.
Unsur hara yang yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi mjd 2 kelompok:
1. Unsur Hara Makro (dibutuhkan tanaman dlm jumlah banyak)
Mis: Nitrogen(N), fosfor(P), kalium(K), calsium(Ca), sulfur(S),magnesium (Mg)
2. Unsur Hara Mikro (dibutuhkan dlm jumlah sedikit tapi mutlak harus tersedia) Mis: besi(Fe), mangan(Mn), boron(B), tembaga(Cu), zink(Zn). Chlorida(Cl), Molibdeum(Mo)

Anthurium membutuhkan Nitrogen (N) lebih tinggi dibanding unsur fosfor(P) dan kalium(K), karena fungsi Nitrogen untuk merangsang pembentukan daun dan akar yang lebih kokoh, klorofil juga lebih banyak terbentuk shg warna hijau daun semakin sempurna.
Untuk tujuan pemebentukan bunga yang nanatinya akan menghasilkan biji, disarankan memeakai pupuk denagan kandungan Fosfor tinggi. Jika tanaman dalam kondisi lemah atau pada musim hujan sebaiknya gunakan pupuk dengan komposisi Kalium lebih tinggi.
Anthurim tms tanaman yang lamban pertumbuhannya, dan tidak perlu dipupuk berlebihan, apabila sudah diberi pupuk pelepas lambat (slow release diberikan setiap 3 bulan sekali), pupuk daun cukup diberikan seminggu sekali
Pupuk organik juga sangat baik bagi anthurium, dapat diberikan secara berselanh-seling dgn pupuk organik, larutkan pupuk kedlm air sesuai dosis anjuran, lalu semprotkan ke bagian bawah daun seminggu sekali, lakukan pada pagi hari (06.00-07.00) atau sore (17.00-18.00)

Nama Unsur dan Manfaat
Nitrogen : Memacu pertumbuhan daun dan batang, membantu pembebtukan akar
Fosfor : Mendorong pembentukan akar, membantu pembentukan bunga dan buah
Kalium : Unsur utama pemebentukan tulang tanaman dan dinding sel (penguat tanaman) membantu pembentukan bunga dan buah
Calsium : Membantu pembentukan ujung dan bulu akar
Magnesium : Unsur utama dalam pembentukan hija daun dan membantu penyebaran fosfor ke seluruh tubuh
Sulfur : Bersama fosfor mempertinggi kinerja unsur lain dan memproduksi energi
Ferrum : Ikut dalam pembentukan zat hijau daun
Mangan : Membantu penyerapan Nitrogen
Borium : Ikut dalam pemebentukan jaringan tunas/meristem
Zink : Ikut dalam pembentukan jaringan tunas/meristem
Molibdenum : Berperan dalam pengikatan Nitrogen

Salam
Nia
*NB : info dari berbagai sumber

Sumber Data: Milis Anthurium

MACAM-MACAM UNSUR HARA TANAMAN & GEJALA BILA KEKURANGAN

MACAM-MACAM UNSUR HARA TANAMAN & GEJALA BILA KEKURANGAN

Berikut pengetahuan mengenai berbagaimacam unsur hara yang dibutuhkan oleh Tanaman dan gejala bila kekurangan unsur hara tersebut:

1. NITROGEN (N)
Gejala kekurangan pada tanaman, daun menguning dan perubahan warna daun menuju kemerahan serta lebih tua.

2. FOSFOR (P)
Setelah daun menguning dan berubah kemerahan maka daun akan rontok.

3. KALIUM (K)
Munculnya bercak kuning pada daun dan diikuti kekeringan daun dan kematian.

4. KALSIUM (CA)
Kerusakan sel-sel apikal pada tunas dan daun, tunas dan daun menjadi mati setelah gejala kekeringan.

5. MAGNESIUM (Mg)
Bercak kuning pada daun di mana gejala hampir sama dengan kekurangan KALIUM.

6. BESI (Fe)
Menguningnya daun dimulai dari ujung daun.

7. MANGAN (Mn)
Menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun.

8. BELERANG (S)
Gejala hampir sama dengan kekurangan KALIUM

9. TEMBAGA (Cu)
Ujung daun mati dan pinggirannya layu

10. SENG (Zn)
Gejala hampor sama dengan kekurangan MANGAN

11. BORON (B)
Titik tumbuh mati dan tanaman akan membentuk tunas samping.

12. MOLIBDENUM (Mo)
Bintik-bintik kuning diantara tulang daun.

13. KARBONDIOKSIDA (CO2)
Daun tumbuh kecil dan pertumbuhan lambat

Apakah hanya 13? Tuhan sebenarnya telah menciptakan Alam Semesta ini dengan begitu sempurna dan luar biasa. Masih terdapat 44 s.d 90 unsur lagi yang dibutuhkan oleh Tanaman dan telah terdapat di Alam Semesta. Luar Biasa......! ! !

Salam Bertani Sehat

Agus Ramada S
Eka Agro Rama

Menyemai biji anthurium

Menyemai biji anthurium?? bagian paling asyik tuch bikin baby anthurium...
pak moderator boleh sharing jg dong.. lain ladang kanlain belalang

kalo saya perlakuan thd biji sejak di tongkol mpe 2 daun begini Pak/Bu/Mas/Mbak:

  1. Buah anthurium yang nongol (Sebisa mungkin tunggu buah nongol sendiri dari tongkol/manggarnya. Saya kurang setuju dng orang yang memotong tongkol masak, kemudian diperam dengan cara mencelup batang tongkol di larutan atonik, panen dengan cara ini emang cepet menghasilkan tapi nanti biji yang disemai akan banyak yang mati skitar 30% klo sudah daun 2 ke 3) dari tongkol diambil dan di bersihkan daging buahnya secara manual dengan jari sampai terasa kesat di jari dan ga licin lagi. Kalo di hutan buah anthurium ini dimakan burung, daging buah tercerna di perut burung, sedangkan bijinya masih utuh keluar dari anus burung (maaf ga jorok kan?) sudah kesat tanpa daging buah.
    Kalao tidak bersih daging buah ini bisa jadi media yang cocok untuk jamur yang nanti mengakibatkan biji gagal berkecambah.

  2. rendam selama 30 menit biji anthurium tsb dalam larutan (atonik 1ml + 1 sendok teh anti jamur + 0.5 sendok teh anti bakteri + 1 liter air).

  3. sambil merendam biji. siapkan media semai dari campuran pakis cacah halus (panjang cacahan < humus =" 10">

  4. Letakkan biji anthurium di atas media semai, biarkan terbuka tanpa ditutup/ditabur media di atasnya. Kalau biji yang disemai dalam jumlah banyak, agar nantinya mudah menghitung lebih baik biji diatur sedemikian rupa sehingga membentuk barisan dan kolom sehingga nanti klo menghitung lebih mudah, tinggal di kalikan panjang x lebar dikurangi biji yang ga mau tumbuh.

  5. Semprot skali lagi dengan larutan no 2 untuk memastikan biji basah. (biji akan terpicu menjadi kecambah bila terkena air)

  6. Tutup wadah dengan plastik terus diikat dng karet gelang ato di tutup dng kaca. Penyiraman di awal penyemaian sudah cukup untuk sampai menuju langkah 7. Saya lebih suka menutup dengan plastik/kaca hitam krn hormon auksin dalam biji lebih maksimal bekerja dalam kondisi gelap. Kalao ingin melihat progress kecmbah bisa pagi ato malam hari saat udara tidak sepanas siang hari untuk menjaga kelembapan udara di dalam box.

  7. Buka tutup pot setelah tangkai daun pertama sudah mulai tumbuh (kecepatan tumbuh 1 biji dengan biji di sampingnya pasti beda, buka tutupnya setelah jumlah biji yang bertangkai daun lebih dari separo jumlah total biji dalam pot)

  8. Saat ini akar kecambah akan sudah mulai menancam dalam media semai. Kontrol kelembapan media dengan melihat media. Siram dengan menyemprotkan air dengan alat Sprayer dng hati2 agar posisi kecambah tidak goyang. Kalo saya cukup menyiram pada pagi hari saja.

  9. Perlakukan kecambah dengan perlakuan no 8 sampai kecambah berdaun 2.

  10. Setelah berdaun 2, akar anthurium sudah cukup aman untuk dipindah ke pot-pot baru. Untuk anthurium muda saya masih memakai media campuran spt no. 3.

  11. Kalo setalah sminggu dipindah dan tnyata bibit anthurium anda masih segar brarti akarnya telah bisa mencari makan di media baru. Untuk memperceat tumbuh saya biasa menambahkan pupuk kandang dari krotan kambing yang telah di fermentasi sebanyak 0.5 sendok teh ditabur di sekitar bibit.

  12. Kalo sudah spt ini ibaratnya tanaman tinggal ditiup agar tumbuh besar dengan penyiraman (atonik 1 ml + vit B1 1ml) 2 hari sekali dan di semprot anti jamur dan anti bakteri dng durasi masing penyemprotan seminggu sekali. Tapi resiko mati tetep ada. Jadi kalo ada yang mati jangan komplain ke sana ya...!

sorry langkah diatas ga saya sertai foto...(emang sengaja pelit..). Dibayangkan sendiri nanti imajinasinya lebih bagus dari pada gambar nyatanya.

Pernah jg mengecambah biji dengan cara ditaruh diatas tisu basah (tisu 3 lapis diletakkan di atas loyang plastik, biji di taruh di atas tisu tsb kemudian disemprot larutan no. 2) seperti waktu kita praktek biologi waktu SMP dulu. Dengan cara ini kita lebih bisa menyeragamkan kecepatan tumbuh biii . Misal biji yang hari ke-7 sudah pecah bisa kita pindahkan dulu di media semai no.3. Repotnya kita harus memindahkan biji sebanyak 2 kali yaitu ke loyang dan ke media.

Dari pengalaman kemarin2 biji anthurium yang berukuran lebih kecil (bulu jago, corong, golok, hokeri ijo/merah, gelombang cinta) sudah pecah menjadi kecambah 4-7 hari sejak diletakkan di atas media semai.

untuk biji anthurium yang lebih gede (black beauty/selfit, garuda merah/hitam, jenmanii) lebihlama berkecambah. Skitar 2-3 minggu ( tinggal mudik lebaran dulu aja).

Ada lagi memang biji mengalami kelainan, yang lain sudah 1 daun, dia baru ijo. Ada kemungkinan biji ini malah menjadi variegata/kelainan warna daun ato kristata/rumpun. Jadi biji yang mogok berkecambah jangan langsung buang. kecuali kalo bijinya kempes brarti biji tsb emang jelek(mungkin tak berisi/gabuk ato akibat dipanen tlalu dini).

Ada lagi tips klo milih biji anthurium :
1. memang paling baik ambil biji yang matang di pohon
2. biji yang klo di rendam di air mau tenggelam brarti lebih berisi (tapi cara ini agak jarang di praktekkan
dalam perdagangan biji anthurium)
3. lebih baik pilihlah biji yang berukuran rata2 sebesar biji jenis anthurium tsb. Yang lebih kecil secara visual meragukan untuk bisa tumbuh, yang lebih besar dari ukuran rata2 malah lebih parah lagi (menang gede doang, tapi paling lelet tumbuhnya, bahkan ga tumbuh)

Itu tadi dari hasil nyontek kanan kiri dan di praktekkan sendiri. Habis mo gimana modal cekak gini beli yang remaja harga selangit, beli indukan apalagi berlangit-langit…

Moga bisa untuk referensi temen2 mailinglist dalam
menyemai.

See you
Robert Pramono

Tips penggunaan Erecto Biozon

1. Cara Mengatasi Anthurium busuk akar
2. Cara Mengatasi Anthurium yang Kurang Gizi, hidup tidak matipun tidak
3. Pemeliharaan Rutin Pada Tanaman Sehat

A. Cara Mengatasi Anthurium busuk akar
Busuk akar pada Anthurium terjadi karena :
1. Media tanam terlalu berair “basah”
2. Kebanyakan “over dosis” Pupuk Kimia seperti NPK, Zat Perangsang Tumbuh DLL

Langkah-langkah yang harus dilakukan :
1. lakukan pemotong akar yang telah membusuk sebatas pada akar yang sehat, “jangan pangkas habis” karena akar yang sehat masih bisa menyerap unsur hara, walaupun sudah terluka/bekas sayatan, supaya proses pemulihanya lebih cepat
2.
bersihkan sisa-sisa media dengan cara menyemprotkan air atau mencelukannya ke ember yang telah berisi air
3. Siapkan media tanam Pakis atau sejenisnya dan Rendam media tersebut dengan air mendidih
selama kurang lebih 1jam supaya bakteri-bakteri yang ada bisa berkurang, jangan mengunakan pupuk kandang yang belum matang, karena pupuk kandang yang belum terfermentasi selama 6 bulan “fermentasi proses alam”, masih mengandung bakteri yang membuat akar membusuk

4.
Tanam anthurium pada media yang bersih, kemudian basahi seluruh media dengan air bersih,
setelah kurang lebih 5 menit, semprot media tanam dengan Erecto Biozon G2 Murni secukupnya terutama mengenai batangnya “dekat akar” kurang lebih 250cc – 300cc, lakukan 2 kali dalam seminggu. Proses ini dilakukan selama 4 minggu. Setelah itu lakukan perawatan seperti tanaman sehat.

B. Cara Mengatasi Anthurium yang Kurang Gizi, hidup tidak matipun tidak
Dengan cirri-ciri Daun kekuningan kusam, bibir daun kering DLL
1. S
iram media dengan air bersih sampai basah
2. Siram dengan Biozon Murni kurang lebih 100-250cc, lakukan 2 kali dalam seminggu, proses ini dilakukan selama 2 minggu berturut-turut
3. Selanjutnya perlakukan seperti tanaman sehat

C. Pemeliharaan Rutin Pada Tanaman Sehat
1. Pemumukan dilakukan 2 kali dalam seminggu, sebaiknya dilakukan pada sore hari dari pukul 16:00 – 21:00
2. Lakukan Penyemprotan daun dengan air bersih setiap hari pada pukul 19:00 – 22:00, untukmembentuk pendingin daun, karena tidak bisa menagkap embun oleh karena tipisnya
kandungan kondensasi air di udara perkotaan “menghidari dehidrasi”
3. Membersihkan daun dari debu tempat bersarangnya bakteri dan spora jamur
4. Bersihkan daun-daun tua dan ranting kecil yang bersifat parasit
5. Jangan memotong daun, batang dan buah pada malam hari, karena tekanan cairan tubuh tanaman dimalam hari sangat tinggi dikarenakan akar mnghisap air dan mineral di malam hari untuk diproses menjadi makanan pada siang hari melalui fotosintesis. Luka tanaman dimalam hari akan akan menjadi sumber keluarnya cairan tubuh tanaman, untuk tanaman tertentu bisa berakibat kematian karena dehidrasi
6. Hindari penggunaan media dari serbuk kayu gergajian yang belum difermentasi karena masih mengandung minyak kayu dan getah

Sumber Data: http://www.clarent-nursery.com

Contoh Anthurium Jenmani Cobra


TIPS MEMIPILIH DAN MENYEMAI OC ANTHURIUM

Ini juga harus mendapatkan perhatian selain meributkan harga OC, bagaimana kita memilih OC yang hendak kita beli dan perlakuan sebelum semai, untuk mendapatkan OC hal2 ini yang harus diperhatikan:
1. Usahakan mendapatkan biji yang segar, dan kalu bisa memleteti (duh..bahasa indonesia memleteti apa ya....?) sendiri biji tersebut dari pohonnya, ini mesti nego sama yg punya tanaman
2. Jika kita membeli biji kering / sudah dipleteti sama petaninya, kita mesti tau kapan biji tersebut di panen, max 2 mg setelah panen.
3. Biji yang baik, secara fisik mempunyai ciri: biji keliatan utuh, bulat dan terkesan padat, jika direndam dalam air biji akan tenggelam
4. Biji yang sudah tua ato matang meskipun kering secara fisik akan tetap mempunyai bentuk fisik seperti di nomor 3, jika biji dipanen masih muda, maka biji kering secara fisik biasanya kempes, meskipun biji yang kempes bukan berarti tidak mau tumbuh, namun prosentase untuk tumbuh kecil, waktu tumbuh lama, kalaupun tumbuh kualitas seedling ga begitu bagus.
Selanjutnya adalah penyemaian:
1. Untuk memperkecil resiko biji tidak tumbuh, maka sebelum disemai terhadap masing2 jenis biji (biji kering atau segar)sebaiknya direndam dalam larutan zat perangsang tumbuh
* Untuk biji segar : direndam dalam larutan Vit B1 (Kebun-ku memakai Novelgrow) selama 30 menit
* Untuk biji kering : direndam dalam larutan Vit B1 minimal 2 jam
* Untuk biji yang lebih kering : memerlukan perlakuan khusus, kecuali direndam dalam larutan zat perangsang tumbuh, setelah itu ditiriskan dan diangin2 kan kemudian di tambah hormon penumbuh lain yg berbentuk kering, dalam hal ini kami memakai Nutrifarm selama 1-2 jam (dengan disertai doa...semoga tumbuh)
2. Kemudian lakukan penyemaian, yaitu persiapkan pakis halus, taruh di nampan plastik, kemudian disemprot vit B1, taruh biji yang telah selasai direndam dgn zat perangsang tumbuh diatas pakis basah tadi, kmd nampan ditutup pake plastik bening / transparan, rapet dan kenceng, kmd bungkus lagi dgn plastik gelap, simpan di tempat yg lembab, funsi pemberian platik transparan, supaya kita bisa memantau pertumbuhan cambah
Secara normal, penyemaian dengan memakai biji segar akan tumbuh sekitar 80-90%, jadi kalo anda telah membeli OC anthurium dgn kualitas bagus tapi ditanam hanya tumbuh 1-5%, nah yg perlu ditanyakan, yg salah bijinya apa yang nanam?
Salam dari Kebun-ku
Nia-Karanganyar Solo

Biji Disemai, Rupiah Dituai

Oleh trubus
Senin, 02 Oktober 2006 07:44:08

Duapuluh pekebun di sentra-sentra anthurium di Jawa Tengah rata-rata menyemai 50 biji/hari. Itu berarti, total jenderal jumlahnya mencapai 1.000 biji per hari. Andai dari jumlah itu 20% populasi mati-ini yang dialami oleh seorang pekebun di Karanganyar-terbayang nestapa di depan mata. Dengan harga bibit terdiri dari 1 daun-1 bulan setelah semai-Rp35.000, berarti Rp7-juta urung didapat.

Menyemai biji untuk perbanyakan paling digandrungi pekebun dan hobiis saat ini. Dalam waktu relatif singkat-1 bulan setelah semai-diperoleh ratusan tanaman baru. Itu mustahil didapat lewat perbanyakan setek batang atau pisah anakan. Namun, menyemai biji anthurium sampai berhasil hidup susah-susah gampang. Pekebun perlu tahu kunci suksesnya. Itu adalah kualitas biji, wadah semai, media, dan lokasi semai.

Menurut Agus Idwanto, pemilik nurseri Gracia di Pabongan Berjo, Ngarjoyoso, Karanganyar, Solo, Jawa Tengah, biji anthurium yang bagus berasal dari buah matang. Kematangan biji berpengaruh terhadap tingkat perkecambahan. Tanaman akan berkecambah setelah 2 minggu kalau biji matang. Tapi kalau buah belum matang, ia baru berkecambah 3-4 minggu, ujar Ir Sugiono Budhiprawira, kolektor anthurium dan arsitek lansekap di Bogor.

Buah matang umumnya berwarna merah, kuning, atau jingga, tergantung jenis. Anthurium hookeri, buahnya berwarna jingga; Anthurium jenmanii, ungu. Biji segar ditandai dengan bentuk yang berisi dan gembung. Sedangkan biji tua kulitnya kisut.

Pencet buah anthurium yang telah masak dengan ibu jari agar bijinya terpisah dari daging buah. Biji dikeringanginkan lalu ditanam di wadah dengan media tertentu. Biji tak perlu diberi zat perangsang tumbuh karena malah busuk, ujar Sugiono.
Dua teknik

Wadah dan media yang digunakan pekebun dan hobiis berbeda-beda. Rendy Cahyanto, penyedia bibit di Karangpandan, Karanganyar, dan Agus menggunakan boks styrofoam. Medianya pakis kasar-panjang 1-2 cm-di bagian bawah, dan pakis halus-panjang 5 mm-di atasnya. Sugiono memakai tray dengan media campuran pakis, sekam bakar, dan cocopeat. Perbandingannya, 60%:20%:20%. Cacahan pakis berfungsi menjaga aerasi dan cocopeat menjaga kelembapan.

Sedangkan Angelina Sriyuliati, pemilik nurseri Anugerah Lestari di Solo, menggunakan bak plastik dan kertas koran sebagai media semai. Bibit itu gampang busuk, kalau pakai koran relatif steril, ujar wanita kelahiran Karanganyar 35 tahun silam itu.

Untuk menyemai biji anthurium ada 2 cara, yaitu ditimbun dan tak ditimbun. Yang disebut pertama dilakukan oleh Sugiono. Semai anthurium di tray, satu biji per lubang, lalu ditutup media sekitar 0,5 cm. Anthurium memiliki akar tunggang yang panjang. Bila ditanam lebih dari satu biji per lubang, akarnya akan saling belit sehingga menyulitkan bila dipisahkan. Akar luka dan tanaman jadi stres, ujar ayah 2 anak itu. Penimbunan bertujuan untuk memudahkan biji menembus media sehingga tanaman tak mudah roboh.

Letakkan semaian biji di tempat teduh-cahaya masuk maksimal 25%. Semprotkan air menggunakan sprayer berkabut setiap hari. Bila malas menyiram, semaian biji itu ditutup plastik transparan. Bagian bawah tray diberi tatakan berisi air untuk menjaga kelembapan. Dalam 1 bulan muncul 1 daun. Saat itu sebetulnya bibit sudah bisa dijual dengan harga Rp35.000. Namun, bibit bisa terus dirawat hingga lebih besar supaya kondisinya lebih kuat sehingga risiko kematian kecil. Harga jual pun lebih tinggi, Rp60.000/bibit 2 daun. Selang 2,5-3 bulan setelah semai, tanaman menghasilkan 3 lembar daun dan dapat dipindah secara soliter ke polybag atau pot.
Boks styrofoam

Teknik penyemaian kedua seperti yang Rendy lakukan. Biji disemai di atas media pakis dalam boks styrofoam tanpa penimbunan. Tujuannya mengetahui tingkat perkecambahan biji. Biji ditanam rapi dengan membuat garis-garis bantu di media persemaian. Jarak tanam antarbiji 2 cm x 2 cm. Lalu disemprot air dan ditutup plastik bening atau kaca untuk menjaga kelembapan. Setelah itu semaian diletakkan di tempat teduh-100% tak ada cahaya. Setiap pagi dan sore biji disemprot air. Waktu menyemprot, plastik atau kaca dibuka dulu.

Setelah 4 hari, biji berkecambah dan dapat ditanam di media persemaian baru. Pada tahap ini, kecambah ditanam rapi dengan jarak tanam seperti biji. Caranya buat lobang sedalam 1 cm, lalu masukkan akar kecambah dan timbun. Tanaman boleh terkena sinar matahari setelah keluar daun dan akar atau sekitar 10-14 hari setelah tanam.
Anthurium dapat dipindahkan ke polybag atau pot setelah berumur 3-4 bulan atau berdaun 3-4 helai. Harga jual bibit seperti itu Rp100.000-Rp125.000/pot. Dengan mengenal kunci sukses menyemai, biji anthurium tumbuh maksimal. Rupiah yang diharap pun didapat. ( Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Syah Angkasa dan Lastioro Anmi Tambunan)

Hormon tumbuhan

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator).
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.
Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, yaitu
* Giberelin atau asam giberelat (GA)
* Asam absisat (ABA)
* Steroid (brasinosteroid)
*
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
A. Faktor Luar
1. Air dan Mineral Þ berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
2. Kelembaban.
3. Suhu Þ di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.
4. Cahaya Þ mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.
B. Faktor Dalam
1. Faktor hereditas.
2. Hormon.
a. Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
- membantu perkecambahan
- dominasi apikal
b. Giberelin adalah senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa. Fungsi giberelin :
- pemanjangan tumbuhan
- berperan dalam partenokarpi
c. Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel.
d. Gas etilen
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua
e. Asam absiat
f. Florigen
g. Kalin
Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
- Rhizokalin
- Kaulokali
- Filokalin
- Antokalin
h. Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka
Salisbury dan Ross (1995) menambahkan hormon yang pertama kali ditemukan adalah auksin. Auksin endogen yaitu IAA (Indol Acetic Acid) ditemukan pada tahun 1930-an bahkan saat itu hormon mula-mula dimurnikan dari air seni. Karena semakin banyak hormon ditemukan maka efek serta konsentrasi endogennya dikaji. Hormon pada tanaman jelas mempunyai ciri : setiap hormon mempengaruhi respon pada bagian tumbuhan, respon itu bergantung pada species, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon, yang diketahui dan berbagai faktor lingkungan yaitu cahaya, suhu, kelembaban, dan lainnya.
Hormon ABA (Asam absisat)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara kromatografi Rf 0.9. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B –kompleks. Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA). Peneliti tersebut yaitu Addicott et al dari California USA pada tahun 1967 pada tanaman kapas dan Rothwell serta Wain pada tahun 1964 pada tanaman lupin (Wattimena 1992).
Menurut Salisbury dan Ross (1995) zat pengatur tumbuhan yang diproduksi di dalam tanaman disebut juga hormon tanaman. Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami berbagai keadaan rawan diantaranya yaitu ABA. Keadaan rawan tersebut antara lain kurang air, tanah bergaram, dan suhu dingin atau panas. ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut.
ABA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui lintasan asam mevalonat (Salisbury dan Ross 1995). Reaksi awal sintesis ABA sama dengan reaksi sintesis isoprenoid seperti gibberelin sterol dan karotenoid. Menurut Crellman (1989) biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tak langsung melalui peruraian karotenoid tertentu (40 karbon) yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan pergerakan gibberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.
Hormon IAA (asam indol- 3 asetat)
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frist Went seorang mahasiswa PascaSarjana di negeri Belanda pada tahun 1926 yang kini diketahui sebagai asam indol-3 asetat atau IAA (Salisbury dan Ross 1995). Senyawa ini terdapat cukup banyak di ujung koleoptil tanaman oat ke arah cahaya. Dua mekanisme sintesis IAA yaitu pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari rantai triphtofan. Enzim yang paling aktif diperlukan untuk mengubah tripthofan menjadi IAA terdapat di jaringan muda seperti meristem tajuk, daun serta buah yang sedang tumbuh. Semua jaringan ini kandungan IAA paling tinggi karena disintesis di daerah tersebut.
IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir sama dengan di bagian tumbuhan lainnya (Salisbury dan Ross 1995). IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah. IAA adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat dalam tanaman. IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu pembesaran sel yaitu koleoptil atau batang penghambatan mata tunas samping, pada konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mata tunas untuk menjadi tunas absisi (pengguguran) daun aktivitas dari kambium dirangsang oleh IAA pertumbuhan akar pada konsentrasi tinggi dapat menghambat perbesaran sel-sel akar.
Penelitian IAA oleh Gregorio et al (1995) pada embrio, endosperma, dan integumen benih Sechium edule (labu Siam) pada umur 23, 27, 33, dan 37 hari setelah anthesis adalah sebagai berikut: 1) jumlah IAA pada embrio pada umur tersebut berturut-turut 1.67%, 2.08%, 3.40 % dan 3.29 %, 2) Jumlah IAA pada endosperma berturut-turut 20.45%, 25.72%, 30,40%, dan 52.22% dari total IAA, dan 3) Jumlah IAA pada integumen adalah 8.44%, 9.32%, 8.76% dan 8.04%, dan 4) Jumlah IAA total ( IAA terikat maupun IAA bebas) cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya kemasakan benih labu Siam.

Syarat Hidup Anthurium

Tanaman anthurium termasuk tanaman yang bandel dan tidak manja. Jadi, memiliki dan merawat tanaman anthurium tidak repot. Tanaman ini, misalnya, tak butuh pemangkasan seperti pada tanaman cemara udang. Juga tak terlalu digemari kutu atau hama seperti pada tanaman sikas.


Anthurium juga dikenal sebagai tanaman dari keluarga arracae yang paling mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Yang paling penting, jangan abaikan beberapa persyaratan hidup dibawah ini:

A. LOKASI:

Pada dasarnya, di Indonesia, tanaman anthurium dapat beradaptasi dengan baik di segala tempat: baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Namun untuk menjamin pertumbuhan anthurium yang bagus, daerah atau lingkungan tumbuh ideal bagi anthurium adalah di dataran menengah (medium) sampai dataran tinggi (antara 600 m – 1.400 m dpl).


B. SUHU:

Anthurium daun tumbuh ideal di dataran sedang yang bersuhu 24—28º C pada siang hari dan 18—21º C pada malam hari. Karena pada suhu tersebut menyebabkan perangsangan produksi klorofil (zat hijau daun) lebih banyak, sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Namun, tanaman yang gampang perawatannya ini juga dapat beradaptasi dengan baik di daerah dataran rendah yang bersuhu 28—31º C pada siang hari dan 21—25º C pada malam hari.


C. KELEMBABAN:

Kelembapan adalah jumlah kandungan air di udara pada suatu lokasi. Anthurium dapat hidup pada kelembapan cukup tinggi, yakni 60—80%. Kalau kelembapan kurang dari 60%, tanaman akan cepat layu. Sedangkan, jika kelembapan lebih dari 80% akan memicu tumbuhnya jamur pada media sehingga mengancam kesehatan tanaman. Penyiraman pada tanah atau semprotan air yang lembut pada tanaman dapat meningkatkan kelembapan. Untuk mengukur kelembaban, gunakan Higrometer, alat pengukur suhu, yang bisa dibeli di toko2/ apotek di kota anda.


D. SINAR MATAHARI:

Sebagai tanaman yang hidup di daerah menengah dan tinggi, Anthurium tidak tahan terhadap panas matahari langsung. Tanaman anthurium yang menerima sinar matahari secara langsung atau berlebihan akan mengalami dehidrasi: daun-daunnya mongering atau hangus terbakar.


Sebaliknya bila kekurangan cahaya juga dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Misalnya, daun menjadi pucat atau lemas.

Yang ideal, anthurium membutuhkan tempat yang semi teduh (semi naungan). Kira-kira, lingkungan yang menerima sinar matahari dengan intensitas cahaya sekitar 30-60 %.

Jika Anda tinggal di dataran rendah seperti Jakarta, atau Surabaya, sebaiknya menggunakan shading net, yang berukuran 65% atau jika lokasi Anda di dataran menengah bisa menggunakan shading net berukuran 55%.

E. ANGIN DAN SIRKULASI UDARA:

Angin dan sirkulasi udara berkaitan erat dengan hal-hal yang sudah sebut di atas. Dalam kondisi suhu udara meninggi, maupun rendah sirkulasi udara bisa menjaga kestabilan kelembaban.


F. AIR:

Seperti halnya pada tanaman lain, air merupakan unsur penting untuk pembentukan akar, cabang, daun dan bunga. Namun dalam soal air, bagi Anthurium bisa dibilang, “malu-malu tapi mau”. Tepatnya, dia membutuhkan media tanam yang lembab. Penyiraman hanya dilakukan bila media telah kering. Media yang becek tergenang air, tidak bersahabat bagi tanaman ini. Kebanyakan air siraman, bisa membuat anthurium celaka, karena akar anthurium membusuk.


Penyiraman sebaiknya dilakukan dua hari sekali hanya bila cuaca panas atau pada musim kemarau. Tapi bila musim hujan, lihat kondisi dulu. Kalau media masih basah, penyiraman tidak perlu dilakukan.

Kalau bisa, selalu gunakan air yang bersih dan bebas dari pencemaran.

G. MEDIA TANAM:

Media tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan anthurium.

1. Syarat Media Tanam

  • Derajat keasaman (pH) media tanam yang ideal bagi anthurium adalah 6—7. Namun, anthurium masih mungkin hidup di media ber-pH 5,5 atau 6,5. Pada pH 7 atau netral, anthurium dapat tumbuh optimal karena ketersediaan unsur hara pada media terpenuhi dan ada jaminan kemampuan akar dalam menyerap nutrisi atau zat hara. Angka pH sangat penting karena berpengaruh pada kandungan unsur hara di media. Media disebut masam (tanda media miskin hara) jika angka pH di atas 7, dan disebut basa jika pH ada di bawah angka 7. Pada kondisi media asam, . umumnya cendawan lebih mudah tumbuh, meski ada juga cendawan yang tumbuh pada media ber-pH netral atau sedikit basa seperti jamur fusarium.
    Cara untuk menaikkan pH media tanam, taburkan dolomit secara bertahap. Dolomit mengandung kalsium dan magnesium karbonat. Sebaliknya jika media dianggap terlalu basa, kita bisa menaburkan belerang pada media tanam. Cara yang paling praktis, ganti saja media tanamnya.
  • Porositas adalah kemampuan media dalam menyerap air. Tingkat porositas tanaman di setiap daerah berbeda-beda. Di daerah dataran rendah yang berudara panas, sehingga tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tidak mudah kering. Sedangkan di daerah dataran sedang dan tinggi yang umumnya sering hujan, gunakan media berporositas tinggi atau tidak boleh mengikat air terlampau banyak. Komposisi media yang digunakan sangat menentukan tingkat porositasnya.
  • Steril artinya media harus terbebas organisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri, spora, jamur, dan telur siput. Cara melakukannya cukup gampang, ada yang mengukus media tanam, menjemur seharian di terik matahari, menyiram media dengan air panas, ada juga yang merebus pupuk kandang sebelum digunakan. Cara lainnya yang sering dipraktikkan adalah menebarkan Furadan atau Basamine G ke media tanam untuk meracuni semut atau cacing.

2. Jenis dan Komposisi Media Tanam
Bahan organik yang digunakan bisa berupa pupuk kandang, kompos, humus, cincangan pakis, serutan kayu, dan arang. Komposisi media yang digunakan bisa berbeda-beda untuk setiap petani atau nurseri, tergantung pada iklim setempat.

Berikut beberapa variasi komposisi media yang selama ini dianggap ideal.

- Pakis dan Sekam bakar (arang sekam) dengan perbandingan 1 : 4.

- Sekam bakar dan pupuk kandang yang difermentasi dengan perbandingan 1: 1.

- Cacahan pakis dan kadaka (1:1).

- Pakis, humus, dan pupuk kandang (1:1:1).

Fungsi masing-masing komponen media:

· Pakis mempunyai rongga udara yang banyak, membuat akar tanaman bisa berkembang dengan nyaman dan memperoleh air dengan mudah. Pakis dikenal sebagai bahan campuran media yang bisa menyimpan air dalam jumlah cukup, sekligus drainase dan aerasinya mantap. Daya tahannya sebagai bahan media juga baik, yakni tidak mudah lapuk. Sangat layak digunakan di daerah dengan curah hujan tinggi.

· Sekam bakar dianggap memiliki daya serap terhadap air yang sedikit, tetapi aerasi udaranya sangat baik. Sekam disarankan sebagai bahan campuran media, tetapi digunakan sekitar 25% saja, karena dalam jumlah banyak akan mengurangi kemampuan media dalam menyerap air

· Pupuk kandang, baik berupa kotoran unggas atau ternak, atau humus dianggap memiliki kandungan N yang sangat menunjang dalam pembentukan daun, menjadikan daun lebih sehat dan segar serta membentuk sel dan jaringan pada tanaman.

Disarankan, setiap komponen dari media tersebut, disterilkan, guna menjaga tanaman terhindar dari jamur dan bakteri. Sterilisasi yang lazim dilakukan adalah dengan mengukus atau menyiram dengan air panas terlebih dulu pada komponen-komponen tersebut.

(Dikutip dari buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Sumber Data: http://www.toekangkeboen.com/artikel.html?action=detail&id=42